Hari ini saya mengajak siswa kelas 10 untuk mencoba sesuatu yang berbeda: praktik membuat game dengan bantuan kecerdasan buatan. Tujuannya bukan sekadar menghasilkan sebuah permainan sederhana, tetapi juga memahami bagaimana konsep dasar struktur data dan algoritma berperan di balik layar.
Dalam praktik ini, kami fokus pada empat materi penting: searching, sorting, stack, dan queue. Searching kami gunakan untuk membantu karakter dalam game menemukan item atau lokasi tertentu. Sorting muncul saat siswa mencoba mengurutkan skor pemain dari yang tertinggi ke terendah. Stack menjadi menarik ketika dipraktikkan sebagai logika “undo–redo” dalam permainan, sedangkan queue membantu siswa memahami bagaimana giliran karakter atau musuh berjalan secara bergantian.
Dengan bantuan AI, siswa dapat lebih cepat melihat hasil kerja mereka. AI memberikan ide kode, visual sederhana, hingga saran perbaikan logika. Namun, saya tetap menekankan bahwa inti dari pembelajaran adalah memahami mengapa sebuah algoritma digunakan, bukan hanya bagaimana membuat game itu terlihat menarik.
Melalui pengalaman ini, saya berharap siswa menyadari bahwa game bukan sekadar hiburan, melainkan juga ruang belajar algoritma yang nyata dan menyenangkan.
Tugas membuat game berdasarkan materi : Searching, Sorting, Stack, Queue
Kelompok XA:
1. Dayi dan Rian : the9.com
2. Marcel dan Paul : rosebud.ai
3. Baltasar dan Gabriel : riseangle.com
4. Leon dan Elang : replit.com
5. Gerry dan Kevin : mit.appinventor.com
6. Rere dan Devlin : mgx.dev
7. Aloy dan Klemen : astrocate.com
8. Novel dan Panca : ludo.ai
9. Wilson dan Diktus : meshy.ai
10. Satrio dan Marcelus : stickygame.com
11. Kraeng dan Ivan : blackbox.ai
12. Jose dan Greg : app.scenario.com






